journaling, Life

My Journaling Activity in 2021

Haiiii! Kalau misal kalian follow Instagramku, kalian mungkin sering liat aku upload content seputar journaling; baik di story atau pun feeds. Pertama kali aku upload journalku tuh kayaknya awal 2017 deh, jaman masih pakai DIY notebook ala Midori gitu. Tahun 2018 sampai 2019 aku sempet on-off journaling karena mager sampai akhirnya beneran aktif lagi dengan cukup konsisten di pertengahan 2020 sampai sekarang.

Kali ini aku mau update lagi seputar journaling activity ku di tahun 2021 sekalian nunjukin beberapa printilan journaling yang aku pakai, dan juga sedikit cerita soal kelas, webinar, ataupun workshop journaling yang pernah aku ikutin. Loh ada webinar dan classnya? Ada dong! Kayaknya dimasa pandemi gini banyak banget gaksih online class dan webinar yang menarik bermunculan? Btw kalo ada yang punya info kelas menarik boleh banget share di comment section, siapa tau ada yang butuh.

Mungkin sebagian ada yang masih bertanya-tanya, journaling itu apaansih? Journaling itu pada dasarnya mirip mirip sama nulis diary. It’s an activity where you can pour your thoughts, feelings, emotions, whatnots into a writing in the hope that you can understand and process them better. Dan sama halnya kayak diary, journaling pun bisa dilakuin bebas kapan aja sesuka kamu. Mau diisi setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali juga gapapa. Intinya: bebas!

Aku pribadi ngisi journalku sesuai kebutuhanku, jadi isi tiap bulannya bisa beda konsepnya. Tiap akhir bulan aku selalu bikin monthly spread untuk diisi sama kegiatan bulan berikutnya. Punyaku sih isinya so far cuma jadwal webinar seputar kehamilan dan journaling, jadwal check up ke dokter atau puskesmas, yoga class, atau apa aja yang menurutku penting untuk diingat. Isinya juga cuma singkat aja, ga ada penjelasan yang detail karena emang spacenya juga terbatas. Biasanya cuma aku tulis “Webinar prenatal yoga 4pm via zoom with Gaia“. Kurang lebih kayak gini monthly speadku untuk bulan September, 1 halaman full untuk cover pagenya, dan halaman sebelahnya untuk tabel tanggalnya.

Selain monthly spread, kadang aku juga bikin weekly spread kalo aku lagi ngerasa minggu itu banyak yang harus aku notes, atau kalau misal aku lagi pengen tau gimana keadaan hatiku dengan nulis rutin tiap malam, even though itu cuma 1 sampai 3 kalimat pendek. Karena ini dibuat sesuai kebutuhanku, jadi dalam sebulan aku ga selalu bikin weekly spread tiap minggu, kadang cuma minggu pertama, kedua, pokoknya pretty much up to me. Bagiku ga ada keharusan untuk selalu nulis kalau emang dirasa lagi ga ada yang perlu ditulis.

Taun 2020 aku selalu bikin weekly spread tiap minggu, dan pada saat aku skip gak bikin template untuk 1 minggu, rasanya kek dah gagal gitu dalam journaling. Terus endingnya aku malah jadi berhenti journaling karena ngerasa “yah kelewat seminggu, dah gak oke nih journalku”. Hayoo siapa yang kayak gini juga? Padahal mah ya gapapa kali skip nulis seminggu, toh ga ada yang bakal nilai journal kita isinya kayak gimana. Dan alasan ini juga sih yang bikin banyak orang ragu untuk mulai journaling: takut gak bisa konsisten nulis, atau takut bosen ditengah jalan. Tapi ya gapapa sih, wajar, I’ve been through that phase as well, even a few times.

Terus apa yang aku lakukan? Jadi, setelah aku suka ikut journaling class atau webinar journaling dan dapet insight baru, I changed my journaling style. Yang awalnya pakai template yang harus diisi tiap hari dalam seminggu berubah jadi journal suka-suka. Even sisi virgoku yang ribet, banyak mikir, dan a little too perfectionist mulai bisa menerima kalau my journal is my very personal space dimana aku bisa bebas nulis apa aja dan kapan aja, tanpa harus mikirin sisi estetiknya, in fact it can be ugly too. Kadang aku nulis cerita setengah halaman, dan setengah halamannya aku isi dengan hiasan. Kadang aku isi dengan journaling challenge yang aku dapet dari grup komunitas journaling di telegram. Btw ngehias journal tuh bisa jadi cara untuk self-healing dan untuk mengasah kreatifitas juga. Well, even though my journal is not that pretty, I still like it ❤

Speaking of journaling class, pertama kali aku ikut tuh sekitar bulan Maret 2021. Waktu itu, salah satu temen Instagramku ngadain online workshop dan kebetulan materinya adalah Intentional Journaling yang diisi oleh kak Maya (@Lulana__) owner dari Soleluna Shop. Selain dapet materi, kita dapet journaling kit yang gemes untuk dipake pas sesi journaling bareng. Oiya buat yang penasaran, nama akun IG online workshopnya adalah @tumuci_, kalian bisa check langsung karena workshopnya macem-macem, gak cuma journaling doang. Dan untuk kak Maya, dia juga suka ngadain journaling class dan journaling session baik yang gratis ataupun berbayar. Aku juga join Community Lulana Life punya kak Maya di telegram, biar nambah temen untuk share seputar per-journaling-an juga. Ini lumayan banget untuk nambah motivasi dalam journaling.

Selain join komunitas journaling, hal yang bikin semangat dalam journaling adalah printilan yang gemes a.k.a colorful brushpens, cute stickers, washitapes, various kind of papers etc. Benda-benda ini yang biasanya aku pakai untuk ngehias journalku. Aku biasanya beli di shopee, random aja sih beli di store manapun yang penting ongkirnya gak mehong atau free ongkir. Kalian bisa juga check shopeenya Soleluna Studio karena kak Maya juga jual notebook, sticker lucu, healing tea, dll. Aku sih penasaran banget sama notebooknya soalnya kertasnya tuh HVS 160 gsm, lebih tebel dari notebook pada umumnya.

Gemees kan yaaa printilannya? Tapiii, perlu kalian notes bahwa benda-benda ini adalah penunjang journaling yang seharusnya membantu kamu dalam ngehias journalmu, bukannya malah ngeribetin dan bikin kamu ngerasa terbebani untuk ngehias journal in certain way dengan benda tersebut. Banyak kok yang journalnya polosan, cuma ditempel sticker kecil kecil, atau cuma pake brushpen untuk hand lettering atau gambar hiasan. Carilah journaling style yang bikin kamu nyaman. Sok iye banget gak sih advicenya? Hahaha padahal mah dulu aku juga kayak gini, ribet ama hiasan terus jadi mager nulis, atau kalau pas hiasannya jelek jadi ilang moodnya. Sekarang sih alhamdulillah dah gak gitu sejak menerapkan mindset our journal can be ugly.

Btw sekarang aku pakai 2 notebook; 1 untuk journaling biasa, dan 1 lagi pregnancy journal specially dedicated to mochi (panggilan kesayangan untuk janin di dalam perutku hihihi) untuk nulis hal yang terjadi di masa kehamilanku. Notebook yang ku pakai dua duanya A5 dan dotted ya, soalnya aku kurang suka yang ruled ataupun polos. Notebook yang hitam merknya bukuqu dan jenis kertasnya HVS 100 gsm jadi enak kalo ditempel sticker, sedangkan yang coklat dari leonpaperworks dengan kertas bookpaper 72 gsm, jadi kurang tebel untuk ditempel sticker apalagi kalau nempelnya pakai lem, tapi overall masih enak kok untuk nulis.

Yang hitam untuk journal hiasa, yang coklat untuk mochi

Buat temen-temen yang mau mulai journaling, especially yang udah nyiapin buku dan printilannya, semoga kalian bisa segera mulai ya. Mungkin kalian bisa coba pakai journaling prompts sebagai pancingan tulisan kalian. Coba deh check pinterest juga, banyak banget insponya. Kalian juga bisa ceritain kegiatan atau perasaan kalian dihari itu selayaknya diary kalian jaman SD dulu, well that’s pretty much what I’ve been doing up until now. Malah kadang aku cuma nulis quote bagus yang ku temuin di Instagram, as a reminder aja gitu.

Semoga tulisanku kali ini cukup membantu temen-temen yang penasaran akan journaling, ya. Atau kalau ada yang suka journaling juga, boleh banget share pengalamannya di comment section, siapa tau menambah insight untukku dan yang lainnya. I would always love to learn anything from anyone!

See you on the next post 💕

Advertisement
DIY Project

Cara Membuat Leather Notebook Cover a la Traveler’s Notebook

Choosing the right notebook isn’t an easy thing to do for me. In fact it’s been such a pain in the neck since I’m quite picky when it comes to this. Sometimes the size is either too big or too small. Sometimes I simply hate its page layout, rulings, and binding method. And sometimes its cover simply doesn’t suit me. Ribet banget ya aing jadi jelma teh? But lucky me, in early 2016 I stumbled upon a very impressive Instagram account who regularly shares her journaling activities with her Midori Traveler’s Notebook; which made me fall in love right away! ♡♡

Kalau misal kalian belum tau, Midori Traveler’s Notebook is a notebook which consists of a leather cover and an elastic cord. What makes it special is its flexibility which allows you to place multiple books/inserts at once. Last time I checked, the price  for the official Midori leather cover from JetPens was around $46.50, way too pricey just for a notebook, regardless of what it’s made of. To get around this, yours truly finally decided to turn it into a DIY project with whatever materials I have on hand. Aku udah pernah bikin ini di tahun 2016, tapi beberapa waktu lalu pas aku update soal ini di Instagram Story ada yang minta tutorialnya, jadi aku bikin lagi dan kebetulan emang bahannya lagi ada.

Alat dan Bahan untuk Membuat Leather Cover Traveler’s Notebook

Berikut adalah alat dan bahan yang harus kalian siapin untuk bikin leather cover a la midori traveler’s notebook, kebetulan disini aku pake seadanya yang kebetulan kutemuin di rumah:

Processed with VSCO with a6 preset
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat leather cover traveler’s notebook

  • Leather, atau bahan apapun sesuai preferensi kalian. Disini aku pakai artificial leather sisa bahan sandal, bukan kulit asli. Kalau mau beli bisa di toko bahan kulit.
  • Gunting/cutter
  • Penggaris
  • Pensil/pulpen untuk bikin pola
  • Paku/alat pembolong
  • Palu
  • Elastic cord. 1-2 meter should be enough. Ini juga bisa dibeli di toko bahan kulit

Baca juga: A Little Bit of Something that I Love: Postcards and Handwritten Letters

Gampang didapetin kan semua alat dan bahannya? Kalau udah siap semua, mari kita mulai proses pembuatan leather covernya.

Cara Membuat Leather Cover Traveler’s Notebook

1. Pertama-tama kita mulai dengan bikin pola pada bahan kulitnya. Ukuran cover yang mau ku buat yaitu 26,5 cm x 22 cm; mendekati ukuran reguler nya Midori. Pola keseluruhannya adalah seperti ini:

POLA COVER LEATHER-
Pola leather cover travaler’s notebook

Ukuran panjang dan lebarnya aku sesuaikan dengan ukuran buku yang nantinya akan ku pakai, disini aku pakai buku dengan ukuran 11 cm x 21 cm yang kubuat sendiri pakai kertas pilihanku. You need to ensure that the size of the leather bigger than the size of the notebook so the books don’t come out when folded. Kalau polanya udah jadi, tinggal kita gunting deh~

2. Setelah kita dapetin pola berukuran 26,5 cm x 22 cm, kita lanjut dengan bikin lubang untuk tali elastisnya, Disini aku bikin lubang sebanyak 5 buah. Kalian sebisa mungkin buat lubang pada posisi yang sesimetris mungkin. Aku biasanya mulai bikin lubang dari tengah dulu. Aku lebih suka mulai dengan bikin garis tengah secara vertikal, terus  aku cari titik tengahnya dan aku tandain lagi pakai pulen. Untuk memastikan kalau titik tengah kalian udah bener, coba lipat covernya jadi 2 bagian untuk ngeliat apakah titik itu udah bener bener ada ditengah lipatan. Kalau ternyata gak pas ditengah, digeser-geser lagi aja titiknya.

Processed with VSCO with a6 preset

Selanjutnya, kalian juga bikin tanda untuk masukin tali elastis bagian atas dan bawah. Aku biasanya ngasih jarak 1 cm dari bagian bawah dan bagian atas bahan kulitnya. Sedangkan antara lubang kanan dan kiri juga berjarak 1 cm atau 0,5 cm dari garis tengah untuk masing-masing lubang di kanan dan di kiri. Ngebingungin gaksih penjelasannya? Huhu I suck at explaining things.

Processed with VSCO with a6 preset

3. Setelah kalian nandain titik untuk bikin lubangnya, kita mulai proses melubangi titik titik tersebut dengan paku dan palu. Sebenernya ada alat khusus untuk ngebolongin bahan kulit kayak gini, cuman aku lupa naro alatnya, jadi aku ganti pakai paku aja walaupun paku ku kekecilan sebenernya.

Processed with VSCO with a6 preset

Kalian ngelubanginnya jangan ragu-ragu ya, pokoknya lubangin aja yang mantep karena ukuran tali elastisnya lumayan gede, daripada susah masukinnya. Btw pas bolongin kulitnya kalau bisa dikasih alas kayu ya, biar lebih gampang ngebolonginnya. Disini aku pakai talenan karena gapunya alas kayu yang lain wkwk.

Baca juga: Sending Postcard and Snail Mail; Revisiting Old Hobbies

4. Now it’s time to put the elastic cord in. Take a long enough piece of your preferred elastic cord and divided it into two parts. Di sini aku ngebagi talinya jadi ukuran 45 cm dan  55 cm. Aku mulai masukin tali elastis sepanjang 45 cm dan aku lipat jadi 2 ke kedalam lubang yang ada di tengah buku sebagai pengunci buku. Begini kurang lebih penampakan talinya ketika udah berhasil dimasukin lewat lubang yang tengah dari sisi dalam.

Processed with VSCO with a6 preset
tampak dalam

Processed with VSCO with a6 preset
tampak luar

Setelah tali berhasil dimasukkan, jangan lupa kita tali mati sisa tali yang ada di dalam cover, biar talinya ga lepas 🙂

Processed with VSCO with a6 preset

5. Setelah tali penguci buku terpasang, selanjutnya kita pasang tali yang digunakan untuk ngikat buku dibagian dalam. Step by step pemasangan talinya kurang lebih seperti ini:

Processed with VSCO with a6 preset

Processed with VSCO with a6 preset

Processed with VSCO with a6 preset

Processed with VSCO with a6 preset

Untuk pemasangan talinya kurang lebih kayak gambar diatas ya, simple sekali bukan? Btw aku sengaja bikin 2 tali di dalamnya jadi bisa dimasukin 2 buku ke dalam 1 cover.

6. Kalau talinya udah terpasang, sekarang saatnya kita pasang insert/buku ke dalam cover leather yang udah kita bikin. Cuma tinggal diselipin aja talinya~~

Processed with VSCO with a6 preset
Cara pemasangan insert pertama ke dalam leather cover

Processed with VSCO with a6 preset
Cara pemasangan insert kedua ke dalam leather cover

Processed with VSCO with a6 preset

Yeay udah jadi deh leather notebook covernya. Btw ujung ujung covernya bisa kalian bikin melengkung atau mau tetep siku siku kayak punyaku ini. Aku sebenernya lebih suka yang ujungnya melengkung sih, cuma kemarin kelupaan belum bikin tapi udah terlanjur foto dan males foto ulang.

Processed with VSCO with a6 preset

Semoga tutorial –yang gak jelas– ini bisa bermanfaat untuk temen-temen yang pada mau bikin traveler’s notebook juga. Kalau ada yang udah pernah bikin DIY notebook jenis lain atau mungkin pakai midori yang asli, boleh loh share di kolom komen tentang kesan pesannya selama pakai Midori Traveler’s Notebook. I’d love to hear that!

Thank you! See you on the next post. ♡♡